Kamis, 12 Januari 2012

Bergerak Menuju Hidup Sehat



Cara Mengurangi Stress dan Merevitalisasi Hidup        

Adakalanya dalam beraktivitas kita merasa letih dan stress dengan permasalahan yang dihadapi. Saya saja hampir setiap hari menghadapi stress, namun saya selalu mengimbanginnya dengan olah raga teratur. Berikut ini cara yang efektif untuk meminimalisir stress yang menyerang siapa saja.

1. Kurangi Pemakaian Garam

Merasa cepat naik darah? Salah satu penyebabnya mungkin garam. Terlalu banyak garam akan menyebabkan kekurangan air dan naiknya tekanan darah.Kurangi garam dengan memilih bahan-bahan alami (bukan makanan kalengan atau prosesan) dan dengan mencoba bereksperimen dengan bumbu lain seperti bubuk kari, bawang putih, jinten atau rosemary untuk memberikan rasa pada makanan anda. Anda akan memperkuat wawasan kuliner anda dan juga akan merasa lebih bertenaga.

2. Naik tangga

Ketika anda merasa marah atau stress, lebih mudah untuk makan permen, merokok, atau meneguk segelas kopi untuk melawan stress tersebut. Penangkal stress yang ideal? Berolahraga. Lain kali, ketika anda stress atau kesal, naiklah tangga atau berjalanlah dengan cepat. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa hanya dengan berolahraga selama 10 menit dapat meningkatkan mental.

3. Kurangi makan Donat

Berusaha mengatasi stress dengan makan? Ketika anda sedang mengalami ketegangan, anda mungkin akan memilih makanan menyenangkan ketimbang buah-buahan dan sayur sayuran. Tetapi ketika makanan yang kaya akan karbohidrat dan gula itu mulai bereaksi dalam tubuh anda, anda akan merasa lesu. Ditambah lagi, kalori yang berlebih secara cepat akan meningkatkan berat badan anda – dan meningkatkan resiko akan permasalahan kesehatan. Dengan demikian, di lain waktu ketika anda merasa cemas, jangan makan makanan yang manis. Cobalah untuk makan apel atau menarik nafas panjang sepuluh kali.

4. Tidur yang Cukup

Hilangkan kantong mata anda dengan tidur yang cukup. Para ahli merekomendasikan 7 hingga 8 jam tidur pada waktu malam untuk istirahat yang cukup dan mengurangi stress. Susah tidur? Jangan minum kopi setelah lewat tengah hari. Jangan berolahraga dua jam sebelum tidur. Buatlah kamar tidur anda sebagai daerah “hanya untuk tidur” – tidak ada TV, binatang peliharaan, computer atau barang lainnya yang dapat mengganggu tidur anda. Jika tips ini tidak dapat bermanfaat, konsultasikan ke dokter anda.

5. Keluar dari Rutinitas

Cobalah jadwal yang berubah-ubah, apakah dengan cara mengubah rutinitas anda atau dengan mencoba sesuatu yang baru – seperti merubah gaya rambut anda – untuk memperbaiki penampilan anda dan suasana hati anda. Mengendarai mobil dengan rute yang berbeda, membawa anjing anda jalan jalan dengan rute yang berbeda, atau makan makanan yang berbeda untuk sarapan anda dapat membantu memberikan suasana lebih segar. Fokuslah pada satu perubahan yang gampang dalam satu waktu agar dapat berhasil.

6. Berjalan di Sekitar Perumahan Anda

Anda tidak perlu menghabiskan waktu berjam-jam di pusat kebugaran – bahkan dengan gerakan sedikit juga dapat menyebabkan anda terhubung dengan tubuh anda dan membantu anda mendapatkan kembali energi anda. Jalan-jalan sore di sekeliling perumahan anda dapat juga menyegarkan kepala anda, dan  olahraga yang mengandung meditasi – seperti yoga atau tai chi – dapat juga menyegarkan tubuh dan pikiran anda.

7. Makan lebih banyak Serat

Serat dapat membuat anda merasa kenyang secara cepat dan juga mengurangi berat badan. Makan serat yang cukup juga akan membuat anda lebih teratur dan bagus untuk jantung anda. Jadi selain manfaat kesehatan yang lebih baik, dengan makan serat yang cukup juga akan mengurangi stress! Berita bagusnya adalah serat juga terdapat dalam berbagai bentuk dan juga rasa, mulai dari gandum dan roti gandum dan sereal hingga ke buah buahan seperti apel, jeruk, dan strawberry juga sayur sayuran.

8. Fokus pada Saat Kini

Sadar akan dimana anda berada dan apa yang terjadi saat ini – beberapa mengatakan hal ini adalah kemampuan untuk mengendalikan pikiran – dapat membantu anda tenang daripada merasa resah terhadap apa yang akan terjadi pada masa depan yang suram. Lepaskanlah pikiran tentang masa lalu dan juga masa depan, dan fokuslah pada saat kini. Merasakan angin yang bertiup mengenai kulit anda? Merasakan bagaimana trotoar dibawah kaki anda? Jika pikiran anda melayang, tariklah kembali dan fokuslah pada saat kini.

Cara diatas bisa dicoba kapanpun dan dimanapun. Sebagai seorang wanita yang hidup mandiri demi masa depan yang lebih baik, saya menghadapi dunia perkuliahan dan pekerjaan yang benar benar membuat saya stress. Dengan cara diatas bisa lebih nyaman dan santai dalam menghadapi kehidupan, jadi stress jauh deh!

Sumber : http://erabaru.net/featured-news/48-hot-update/29107-8-cara-untuk-mengurangi-stress-dan-merevitalisasi-hidup-anda

11 Tuntutan Petani untuk SBY-Boediono

Aliansi 77 organisasi Petani, Buruh, Masyarakat Adat, Perempuan, Pemuda Mahasiswa, Perangkat Pemerintahan Desa, dan NGO yang tergabung dalam “Sekretariat Bersama Pemulihan Hak Rakyat Indonesia”, menggelar aksi di seluruh Indonesia pada hari Kamis (12/1). Mereka dalam aspirasinya menyampaikan 11 tuntutan kepada pemerintah SBY-Boediono.

Demo massal tersebut digelar akibat merajalelanya praktik perampasan tanah dan sumber-sumber kehidupan rakyat yang difasilitasi oleh pemerintah. Dalam hal ini untuk mengamankan kepentingan korporasi, pemerintah pusat maupun daerah dinilai sengaja menggunakan aparat keamanan dan pam swakarsa.

Tindakan yang dilakukan aparat keamanan dan pam swakarsa yang telah dilakukan diantaranya untuk  menembak, menangkap dan melakukan berbagai bentuk kekerasan lainnya kepada rakyat, termasuk kepada perempuan dan anak-anak.

“Kasus yang terjadi di Mesuji, Dipasena dan Bima adalah bukti bahwa Polri tidak segan-segan mengkriminalisasi dan membunuh rakyat yang  memperjuangkan hak hidup yang sehat dan layak,” ujar aktivis Walhi Teguh Surya dalam keterangan persnya.

Aksi digelar serentak di Jakarta dan 27 Provinsi di wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali NusaTenggara. Gerakan massa ini sebagai bentuk perlawanan dan membentuk aliansi gerakan perlawanan terhadap perampasan tanah-tanah rakyat yang difasilitasi oleh rezim SBY-Boediono di seluruh Indonesia.

Berikut tuntuan Sekretariat Bersama Pemulihan Hak Rakyat Indonesia :

1-Hentikan segala bentuk perampasan tanah rakyat dan mengembalikan tanah yang diduga dirampas.

2-Mendesak pelaksanaan pembaruan agraria sejati sesuai konstitusi 1945 dan Undang-undang Pokok Agraria (UUPA).

3-Menarik TNI/Polri dari segala konflik agraria serta bebaskan para pejuang rakyat yang ditahan dalam melawan perampasan tanah.

4-Meminta dilakukan audit legal dan sosial ekonomi terhadap segala Hak Guna Usaha (HGU) Perkebunan, Hak Guna Bangunan (HGB), Surat Keputusan (SK) Hutan Tanaman Industri (HTI) dan Hak Pengusahaan Hutan (HPH), Izin Usaha Pertambangan (IUP) baik kepada Swasta dan BUMN yang telah diberikan dan segera mencabutnya untuk kepentingan rakyat.

5-Membubarkan Perhutani dan memberikan hak yang lebih luas kepada rakyat, penduduk desa dan masyarakat adat dalam mengelola hutan.

6-Penegakan Hak Asasi Petani dengan cara mengesahkan RUU Perlindungan Hak Asasi Petani dan RUU Kedaulatan Pangan sesuai tuntutan rakyat.

7-Penegakan Hak Masyarakat Adat melalui Pengesahan RUU Pengakuan dan Perlindungan Hak–Hak Masyarakat Adat.

8-Pemulihan hak dan wewenang desa dengan segera menyusun RUU Desa yang bertujuan memulihkan hak dan wewenang desa atau nama lain yang sejenis dalam bidang ekonomi, politik hukum dan budaya.

9-Penegakan Hak Asasi Buruh dengan Menghentikan politik upah murah dan sistem Kerja out sourching dan membangun industrialisasi nasional.

10-Penegakan Hak Asasi Nelayan Tradisional melalui perlindungan wilayah tangkap nelayan tradisional.

11-Pencabutan sejumlah UU yang telah mengakibatkan perampasan tanah yaitu, UU No.25/2007 tentang Penanaman Modal, UU 41/1999 mengenai Kehutanan, UU 18/2004 Perkebunan, UU 7/2004 Sumber Daya Air, UU 27/2007 Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, UU 4/2009 Minerba, UU Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan, dan Cabut UUPPTKILN Nomor 39 tahun 2004 dan Bentuk Undang-undang yang menjamin hak-hak buruh migran Indonesia dan Keluarganya.

Sebagai rakyat wajar saja bila ladang penghinnya telah dirampas. Namun yang perlu digaris bawahi adalah kata "dirampas". Apakah benar tanahyang mereka gunakan dirampas? Tidak mungkin bila pemerintah merampas hak rakyatnya, apalagi itu sebagai sumber penghidupan. Semua ini pasti ada penjelasannya, ada alasan kenapa tanah yang dijadikan persoalan membuat segelintir orang menjadi gerah. Rakyat pun harus tegas, bahwa bilamana tanah itu milik negara ya harus digunakan dan dikelola negara semestinya. Namun bilamana tanah itu adalah miliknya secara utuh dan resmi, maka pemerintah akan melakukan perundingan dengan pemiliknya. Dengan musyawarah semua persoalan akan menjadi jelas. Tidak perlu aksi kekerasan, seperti demo. Itu akan membuang waktu yang percuma.

Sumber : http://erabaru.net/top-news/37-news2/29108-11-tuntutan-petani-untuk-sby-boediono

Rabu, 11 Januari 2012

Belajar Dari Cerita Massa Kecil

Dahulu, ada seorang laki-laki yang memiliki tujuh orang anak laki-laki, dan laki-laki tersebut belum memiliki anak perempuan yang lama diidam-idamkannya. Seiring dengan berjalannya waktu, istrinya akhirnya melahirkan seorang anak perempuan. Laki-laki tersebut sangat gembira, tetapi anak perempuan yang baru lahir itu sangat kecil dan sering sakit-sakitan. Seorang tabib memberitahu laki-laki tersebut agar mengambil air yang ada pada suatu sumur dan memandikan anak perempuannya yang sakit-sakitan dengan air dari sumur itu agar anak tersebut memperoleh berkah dan kesehatan yang baik. Sang ayah lalu menyuruh salah seorang anak laki-lakinya untuk mengambil air dari sumur tersebut. Enam orang anak laki-laki lainnya ingin ikut untuk mengambil air dan masing-masing anak laki-laki itu sangat ingin untuk mendapatkan air tersebut terlebih dahulu karena rasa sayangnya terhadap adik perempuan satu-satunya. Ketika mereka tiba di sumur dan semua berusaha untuk mengisi kendi yang diberikan kepada mereka, kendi tersebut jatuh ke dalam sumur. Ketujuh anak laki-laki tersebut hanya terdiam dan tidak tahu harus melakukan apa untuk mengambil kendi yang jatuh, dan tak satupun dari mereka berani untuk pulang kerumahnya.

Ayahnya yang menunggu di rumah akhirnya hilang kesabarannya dan berkata, "Mereka pasti lupa karena bermain-main, anak nakal!" Karena takut anak perempuannya bertambah sakit, dia lalu berteriak marah, "Saya berharap anak laki-lakiku semua berubah menjadi burung gagak." Saat kata itu keluar dari mulutnya, dia mendengar kepakan sayap yang terbang di udara, sang Ayah lalu keluar dan melihat tujuh ekor burung gagak hitam terbang menjauh. Sang Ayah menjadi sangat menyesal karena mengeluarkan kata-kata kutukan dan tidak tahu bagaimana membatalkan kutukan itu. Tetapi walaupun kehilangan tujuh orang anak laki-lakinya, sang Ayah dan Ibu masih mendapatkan penghiburan karena kesehatan anak perempuannya berangsur-angsur membaik dan akhirnya anak perempuan tersebut tumbuh menjadi gadis yang cantik.
Gadis itu tidak pernah mengetahui bahwa dia mempunyai tujuh orang kakak laki-laki karena orangtuanya tidak pernah memberitahu dia, sampai suatu hari secara tidak sengaja gadis tersebut mendengar percakapan beberapa orang, "Gadis tersebut memang sangat cantik, tetapi gadis tersebut harus disalahkan karena mengakibatkan nasib buruk pada ketujuh saudaranya." Gadis tersebut menjadi sangat sedih dan bertanya kepada orangtuanya tentang ketujuh saudaranya. Akhirnya orangtuanya menceritakan semua kejadian yang menimpa ketujuh saudara gadis itu. Sang Gadis menjadi sangat sedih dan bertekad untuk mencari ketujuh saudaranya secara diam-diam. Dia tidak membawa apapun kecuali sebuah cincin kecil milik orangtuanya, serta sebuah roti untuk menahan lapar dan sedikit air untuk menahan haus.

Gadis tersebut berjalan terus, terus sampai ke ujung dunia. Dia menemui matahari, tetapi matahari terlalu panas, lalu dia kemudian menemui bulan, tetapi bulan terlalu dingin, lalu dia menemui bintang-bintang yang ramah kepadanya. Saat bintang fajar muncul, bintang tersebut memberikan dia sebuah tulang ayam dan berkata, "Kamu harus menggunakan tulang ini sebagai kunci untuk membuka gunung yang terbuat dari gelas, disana kamu akan dapat menemukan saudara-saudaramu." Gadis tersebut kemudian mengambil tulang tersebut, menyimpannya dengan hati-hati di pakaiannya dan pergi ke arah gunung yang di tunjuk oleh bintang fajar. Ketika dia telah tiba di gunung tersebut, dia baru sadar bahwa tulang untuk membuka kunci gerbang gunung telah hilang. Karena dia berharap untuk menolong ketujuh saudaranya, maka sang Gadis lalu mengambil sebilah pisau, memotong jari kelinkingnya dan meletakkannya di depan pintu gerbang. Pintu tersebut kemudian terbuka dan sang Gadis dapat masuk kedalam, dimana seorang kerdil menemuinya dan bertanya kepadanya, "Anakku, apa yang kamu cari?". "Saya mencari tujuh saudaraku, tujuh burung gagak," balas sang Gadis. Orang kerdil tersebut lalu berkata, "Tuanku belum pulang ke rumah, jika kamu ingin menemuinya, silahkan masuk dan kamu boleh menunggunya di sini." Lalu orang kerdil tersebut menyiapkan makan siang pada tujuh piring kecil untuk ketujuh saudara laki-laki sang Gadis yang telah menjadi burung gagak. Karena lapar, sang Gadis mengambil dan memakan sedikit makanan yang ada pada tiap-tiap piring dan minum sedikit dari tiap-tiap gelas kecil yang ada. Tetapi pada gelas yang terakhir, dia menjatuhkan cincin milik orangtuanya yang dibawa bersamanya.

Tiba-tiba dia mendengar kepakan sayap burung di udara, dan saat itu orang kerdil itu berkata, "Sekarang tuanku sudah datang." Saat ketujuh burung gagak akan mulai makan, mereka menyadari bahwa seseorang telah memakan sedikit makanan dari piring mereka. "Siapa yang telah memakan makananku, dan meminum minumanku?" kata salah satunya. Saat burung gagak yang terakhir minum dari gelasnya, sebuah cincin masuk ke mulutnya dan ketika burung tersebut memperhatikan cincin tersebut, burung gagak tersebut berkata, "Diberkatilah kita, saudara perempuan kita yang tersayang mungkin ada disini, inilah saatnya kita bisa terbebas dari kutukan." Sang Gadis yang berdiri di belakang pintu mendengar perkataan mereka, akhirnya maju kedepan dan saat itu pula, ketujuh burung gagak berubah kembali menjadi manusia. Mereka akhirnya berpelukan dan pulang bersama ke rumah mereka dengan bahagia.

Kenapa saya mengupload tulisan yang berdasarkan cerita massa kecil, karena dari hal kecil kita tumbuh dab belajar. Dari cerita diatas saya mendapatkan banyak pelajaran positive dan negativenya. Salah satu hal positive yang saya cermati adalah kasih sayang yang tulus antara saudara. Ini mengingatkan saya kepada saudara saudaraku, karena saya harus tinggal jauh dari keluarga. Dan Hal negative yang saya dapat adalah, kenapa ketujuh laki - laki tersebut tidak ada satupun yang berani berkata jujur. jikalau mereka mengatakan kejujuran, maka tidak akan terjadi hal hal yang tidak diharapkan. Dan satu hal negative yang tidak patut untuk dicontoh adalah, ketika saya nanti menjadi orang tua tidak boleh mengatakan kata kata yang buruk. Lebih baik diam. Dan saat ini saya sebagai anak, akan mengusahakan patuh kepada semua titah orang tua yang kearah kehidupan yang baik. Semoga cerita diatas bisa menginspirasi kita semua.

Sumber : http://www.ceritakecil.com/cerita-dan-dongeng/Tujuh-Burung-Gagak-41

Kemiskinan Yang Meluas Adalah Produk Kekuasaan Politik

Kemiskinan yang sekarang ini melanda Indonesia secara luas, dan pengangguran yang membengkak sampai puluhan juta orang, serta anak-anak balita yang kurang gizi yang begitu banyak (27% dari seluruh balita di Indonesia), ditambah lagi korupsi yang terus merajalela, dan juga kerusakan moral dan kebejatan iman yang telah membusukkan kehidupan « elite » bangsa, kasus BLBI yang berbuntut panjang, kasus KKN-nya Suharto beserta anak-anaknya, bobroknya sistem hukum dan peradilan, berbagai pelanggaran HAM, adalah semuanya produk satu kekuasaan politik. Yaitu produk kekuasaan politik yang mula-mula dibangun oleh Suharto dengan Orde Barunya, dan diteruskan oleh berbagai pemerintahan, sampai pemerintahan SBY-Boediono yang sekarang ini.

Dengan naiknya harga-harga yang makin menyulitkan kehidupan sehari-hari bagi rakyat, maka banyak golongan dalam masyarakat akhir-akhir ini menggelar berbagai kegiatan atau aksi-aksi di banyak daerah, untuk memanifestasikan kemarahan mereka dan aspirasi mereka akan adanya perubahan untuk perbaikan hidup mereka. Banyaknya aksi-aksi dan beraneka-ragamnya tuntutan yang mereka lancarkan adalah tanda yang penting (dan menggembirakan sekali) yang menunjukkan bahwa sebagian besar rakyat berani bangkit dan mengeluarkan suara-suara mereka, untuk mengkritik penyelenggaraan pemerintahan yang tidak beres, untuk menghujat korupsi dan penyelewengan kekuasaan, dan untuk melawan segala ketidakadilan.

Banyaknya aksi-aksi atau beraneka-ragamnya kegiatan yang dilakukan oleh berbagai golongan ini (antara lain : pemuda, mahasiswa, buruh, tani, pegawai negeri, perempuan, pedagang kecil, korban Lapindo, korban gempa dan banjir, pekerja perkebunan) juga menunjukkan makin bertambahnya kesadaran banyak orang untuk berorganisasi dan melakukan kegiatan atau perjuangan secara kolektif dan terkoordinasi. Walaupun sebagian dari aksi-aksi ini untuk sementara masih berjalan sendiri-sendiri atau terpencar-pencar, namun tetap merupakan bagian dari perkembangan yang penting. Sebab, perkembangan perjuangan berbagai golongan ini akhirnya akan melahirkan kekuatan-kekuatan baru dan pemimpin-pemimpin baru, setelah melalui “seleksi” jangka panjang oleh rakyat yang mendambakan demokrasi dan keadilan.

Dalam situasi yang begini ini, peran kaum muda dari berbagai kalangan adalah sangat penting, sebagai bagian dari agen-agen perubahan. Sekali lagi, patut diulangi, bahwa bangkitnya berbagai kalangan atau golongan masyarakat melalui aksi-aksi atau kegiatan yang beraneka-ragam adalah maha-penting untuk perjuangan memperbaiki kehidupan sehari-hari dan melawan politik pemerintah yang merugikan kepentingan rakyat. Bangkitnya berbagai golongan melalui aksi-aksi yang terkoordinasi juga akan merupakan sumbangan penting kepada usaha untuk mengadakan perubahan-perubahan besar, termasuk perubahan dalam kekuasaan politik. Karena, makin jelaslah sudah sekarang ini, bahwa banyak lembaga negara dan pemerintahan (umpamanya DPR) makin kehilangan kepercayaan rakyat. Karena itu, maka aksi-aksi atau kegiatan extra-parlementer akan memegang peran yang makin penting dan utama dalam mengusahakan adanya perubahan-perubahan yang besar dan mendasar.

Negara kita ini sebagai negara yang demokrasi, yang berarti kekuasan tertinggi berada di tangan rakyat. Namun demokrasi seperti apa yang sesuai dengan wajah bangsa kita yang gagah berani ini. Perlukah kita sebagai insan generasi penerus bangsa mengikuti jejak kaum yang contreng demokrasi negara kita. Jangan hanya berpikir kemauan kita, tapi sepenuhnya kita dukung dan kembangkan program pemerintah. Mereka pemimpin negara adalah dulunya sama dengan kita. Disaat mereka memimpin, mereka mendengar suara rakyat dan berpikir bagaimana caranya untuk mensejahterakan rakyat. Jadi, alangkah baikknya bila kita dukung program pemerintah, jangan kita mengisi waktu dengan kekacauan disana sini.

Tidak semua pemerintah memiliki perbuatan yang tak sepantasnya dilakukannya sebagai pemimpin. Namun pemerintah yang bijak pun banyak sekali, mereka tidak akan tinggal diam. mereka harus menegakkan hukum, meski itu adalah kawan mereka sendiri. Semoga Indonesia semakin gagah berani dimata kanca Internasional.

Sumber : http://qnoyzone.blogdetik.com/index.php/2008/03/30/opini-kemiskinan-di-indonesia-dan-jalan-keluarnya/

Mengikuti Jejak Amerika Latin

Perlulah kiranya diulangi untuk kesekian kalinya, bahwa pengalaman di banyak negeri Amerika Latin (terutama Venezuela dan Bolivia) menunjukkan betapa pentingnya berbagai aksi-aksi masyarakat luas sebagai sumbangan yang menentukan kepada berhasilnya perjuangan parlementer untuk mengambil alih kekuasaan politik dari tangan kaum reaksioner. Akan datanglah saatnya nanti, bagi kekuatan demokratis di Indonesia, untuk mengikuti jejak serta pengalaman negeri-negeri Amerika Latin, tetapi dengan menemukan cara dan jalannya sendiri, yang sesuai dengan kondisi kongkrit negeri kita.

Jadi, singkatnya, kemiskinan, pengangguran, anak balita yang kurang gizi, dibarengi dengan korupsi dan kebobrokan moral yang bisa kita saksikan bersama-sama dengan jelas dewasa ini adalah semuanya merupakan “penyakit kronis’ yang ditimbulkan oleh kekuasaan politik yang tidak mengutamakan kepentingan rakyat banyak. Dan, sudah bisalah kita ramalkan, bahwa berbagai “penyakit kronis” yang demikian parah itu tidak akan bisa diberantas dengan adanya pemerintahan baru yang dihasilkan Pemilu tahun 2009. Sebab, sudah jelas bahwa Pemilu 2009 tidak akan melahirkan kekuasaan politik yang pro-rakyat, yang anti-dominasi ekonomi asing, dan yang tegas-tegas berorientasi masyarakat adil dan makmur, seperti yang dicita-citakan sejak lama oleh rakyat bersama Bung Karno.

Tidak sepenuhnya usaha dan upaya pemerintah menghasilkan angka nol. Semuannya berjalan sesuai rencana, namun tidak dipungkiri bahwa ada tangan tangan yang ikut campur sehingga hasilnya kurang terealisasikan. Pemerintah pun terus menerus menggali penyebabnya dan menyelesaikannya. Saya sebagai generasi muda sudah sepantasnya mengisi pembangunan dengan prestasi yang saya tekuni di bidangnya.
Sumber: http://kontak.club.fr/index.htm

Masalah Kemiskinan di Indonesia

 Kemiskinan adalah permasalahan yang kompleks bagi setiap negara, terutama negara besar seperti Indonesia. Kebijakan dan penanganannya harus merata dan menyeluruh agar tidak menimbulkan kebingungan dan kekisruhan sebagai efek negatif penanggulangannya. Hingga saat ini masalah kemiskinan di Indonesia menjadi masalah yang berkepanjangan.


Perhatian pemerintah terhadap pengentasan kemiskinan pada pemerintahan reformasi terlihat lebih besar lagi setelah terjadinya krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997. Meskipun demikian, berdasarkan penghitungan BPS, persentase penduduk miskin di Indonesia sampai tahun 2003 masih tetap tinggi, sebesar 17,4 persen, dengan jumlah penduduk yang lebih besar, yaitu 37,4 juta orang.

Bahkan, berdasarkan angka Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2001, persentase keluarga miskin (keluarga prasejahtera dan sejahtera I) pada 2001 mencapai 52,07 persen, atau lebih dari separuh jumlah keluarga di Indonesia. Angka- angka ini mengindikasikan bahwa program-program penanggulangan kemiskinan selama ini belum berhasil mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia.

Penanggulangan kemiskinan merupakan prioritas utama kebijakan pembangunan nasional yang juga merupakan prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009 yang diharapkan dapat menurunkan presentase penduduk miskin menjadi 8,2% pada tahun 2009. Saat ini pemerintah tengah melakukan langkah prioritas dalam jangka pendek pertama untuk mengurangi kesenjangan antar daerah dengan beberapa kebijakan.

Pertama, penyediaan sarana irigasi, air bersih dan sanitasi dasar terutama pada daerah-daerah langka sumber air bersih. Kedua, pembangunan jalan, jembatan dan dermaga terutama untuk daerah terisolasi dan tertinggal. Ketiga, redistribusi sumber dana kepada daerah-daerah yang memiliki pendapatan rendah dengan instrumen dana alokasi khusus (DAK).

Jangka panjang kedua bertujuan memperluas kesempatan kerja dan berusaha. Itu dilakukan melalui bantuan dana stimulan untuk modal usaha terutama melalui kemudahan dalam mengakses kredit mikro dan UKM, pelatihan keterampilan kerja untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja, meningkatkan investasi dan revitalisasi industri termasuk industri padat tenaga kerja, pembangunan sarana dan prasarana, dan pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri). Prinsip-prinsip PNPM Mandiri adalah pemberdayaan masyarakat yang memprioritaskan kelompok masyarakat miskin. Keterlibatan masyarakat miskin itu digalakkan dengan pendampingan yang dilakukan oleh pengawas dari berbagai level pemerintahan. Sedangkan pengambilan keputusan dilaksanakan secara sederhana di tingkat lokal, yaitu oleh masyarakat sendiri dan didanai oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah dan kelompok masyarakat luas.

Jangka panjang ketiga, khusus untuk pemenuhan hak dasar penduduk miskin secara langsung diberikan pelayanan antara lain dengan pemberian pendidikan gratis bagi penuntasan wajib belajar 9 tahun. Untuk meningkatkan akses dan perluasan kesempatan belajar bagi semua anak usia pendidikan dasar, dengan target utama daerah dan masyarakat miskin, terpencil dan terisolasi maka mulai tahun ajaran 2005/2006 pemerintah menyediakan biaya operasional sekolah (BOS), sebagai langkah awal pelaksanaan pendidikan dasar gratis.

Selain itu juga memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan gratis bagi penduduk miskin di puskesmas dan rumah sakit kelas III. Dengan ditetapkannya Undang-Undang No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, maka upaya peningkatan akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan dilanjutkan dan lebih ditingkatkan melalui upaya pemeliharaan kesehatan penduduk miskin dengan sistem jaminan/asuransi kesehatan yang preminya dibayar oleh pemerintah.

Untuk pelaksanaan program-program tersebut, Indonesia (sebagai negara berkembang) bisa meminta bantuan dari luar negeri. Tapi negara berkembang penerima fasilitas itu sendiri harus berkomitmen untuk menggunakan uang tersebut secara benar. Tujuan makronya tentu untuk mengurangi kemiskinan. Kita berharap negara-negara maju secara kesatuan bisa menunjang program-program tersebut, dengan mengucurkan bantuannya.
Selain itu, budaya pembangunan di Indonesia harus dikembangkan melalui pemberdayaan masyarakat dan melibatkan peran aktif masyarakat. Utamanya, tentu, masyarakat miskinnya, mulai dari perencanaan program pembangunan baik penentuan kebijakan dan anggarannya, maupun pelaksanaan program serta monitoring dan evaluasinya.Sumber : http://skyrider27.blogspot.com/2009/11/masalah-kemiskinan-di-indonesia.html 

Solusi Mengatasi Kemiskinan di Indonesia



Pada Hari Kemiskinan Internasional lalu berbagai pihak menyatakan perang melawan kemiskinan. Ditargetkan pada tahun 2015 Indonesia bebas dari kemiskinan. Ini tekad yang bagus. Namun selain tekad, harus didukung dengan niat yang ikhlas, perencanaan, pelaksanaan dan juga pengawasan yang baik. Tanpa itu semua hanya omong belaka. Menghilangkan kemiskinan boleh dikata mimpi atau hanya janji surga. Tapi mengurangi kemiskinan sekecil mungkin bisa dilakukan. Ada beberapa program yang perlu dilakukan agar kemiskinan di Indonesia bisa dikurangi.

Pertama, meningkatkan pendidikan rakyat. Sebisa mungkin pendidikan harus terjangkau oleh seluruh rakyat Indonesia. Banyaknya sekolah yang rusak menunjukkan kurangnya pendidikan di Indonesia. Tentu bukan hanya fisik, bisa jadi gurunya pun kekurangan gaji dan tidak mengajar lagi.
Dulu pada tahun 1970-an, sekolah dasar dibagi dua. Ada sekolah pagi dan ada sekolah siang sehingga 1 bangunan sekolah bisa dipakai untuk 2 sekolah dan melayani murid dengan jumlah 2 kali lipat. Sebagai contoh di sekolah SDN Bidaracina 01 Pagi (Sekarang berubah jadi Cipinang Cempedak 01 Pagi) dan SDN Bidaracina 02 Petang. Sekolah pagi mulai dari jam 7.00 hingga 12.00 sedang yang siang dari jam 12:30 hingga 17:30. Satu bangunan sekolah bisa menampung total 960 murid!

Ini tentu lebih efektif dan efisien. Biaya pembangunan dan pemeliharaan gedung sekolah bisa dihemat hingga separuhnya. Mungkin ada yang berpendapat bahwa hal itu bisa mengurangi jumlah pelajaran karena jam belajar berkurang. Padahal tidak. Sebaliknya jam pelajaran di sekolah terlalu lama justru membuat siswa jenuh dan tidak mandiri karena dicekoki oleh gurunya. Guru bisa memberi mereka PR atau tugas yang dikerjakan baik sendiri, bersama orang tua, atau teman-teman mereka. Ini melatih kemandirian serta kerjasama antara anak dengan orang tua dan juga dengan teman mereka. Selain itu biaya untuk beli buku cukup tinggi, yaitu per semester atau caturwulan bisa mencapai Rp 200 ribu lebih. Setahun paling tidak Rp 400 ribu hanya untuk beli buku. Jika punya 3 anak, berarti harus mengeluarkan uang Rp 1,2 juta per tahun. Hanya untuk uang buku orang tua harus mengeluarkan 130% lebih dari Upah Minimum Regional (UMR) para buruh yang hanya sekitar 900 ribuan.

Untuk mengurangi beban orang tua dalam hal uang buku, pemerintah bisa menyediakan Perpustakaan Sekolah. Dulu perpustakaan sekolah meminjamkan buku-buku Pedoman (waktu itu terbitan Balai Pustaka) kepada seluruh siswa secara gratis. Untuk soal bisa didikte atau ditulis di papan tulis. Ini beda dengan sekarang di mana buku harus ditulis dengan pulpen sehingga begitu selesai dipakai harus dibuang. Tak bisa diturunkan ke adik-adiknya.

Saat ini biaya SPP sekolah gratis hanya mencakup SD dan SMP (Meski sebetulnya tetap bayar yang lain dengan istilah Ekskul atau Les) sedang untuk Perguruan Tinggi Negeri biayanya justru jauh lebih tinggi dari Universitas Swasta yang memang bertujuan komersial. Untuk masuk UI misalnya, pada tahun 2005 saja harus bayar uang masuk antara Rp 25 hingga 75 juta. Padahal tahun 1998 orang cukup bayar sekitar Rp 300 ribu sehingga orang miskin dulu tidak takut untuk menyekolahkan anaknya di PTN seperti UI, IPB, UGM, ITS, dan sebagainya. Meski ada surat edaran Rektor bahwa orang tua tidak perlu takut akan bayaran karena bisa minta keringanan, namun teori beda dengan praktek. Boleh dikata orang-orang miskin saat ini mimpi untuk bisa masuk ke PTN. Jika pun ada paling cuma segelintir saja yang mau bersusah payah mengurus surat keterangan tidak mampu dan merendahkan diri mereka di depan birokrat kampus sebagai Keluarga Miskin (Gakin) untuk minta keringanan biaya. Tanpa pendidikan, sulit bagi rakyat Indonesia untuk mengurangi kemiskinan dan menjadi bangsa yang maju.

Kedua, pembagian tanah/lahan pertanian untuk petani. Paling tidak separuh rakyat (sekitar 100 juta penduduk) Indonesia masih hidup di bidang pertanian. Menurut Bank Dunia, mayoritas petani Indonesia memiliki lahan kurang dari 0,4 hektar. Bahkan ada yang tidak punya tanah dan sekedar jadi buruh tani. Kadang terjadi tawuran antar desa hingga jatuh korban jiwa hanya karena memperebutkan lahan beberapa hektar! Artinya jika 1 hektar bisa menghasilkan 6 ton gabah dan panen 2 kali dalam setahun serta harga gabah hanya Rp 2.000/kg, pendapatan kotor petani hanya Rp 9,6 juta per tahun atau Rp 800 ribu/bulan. Jika dikurangi dengan biaya benih, pestisida, dan pupuk dengan asumsi 50% dari pendapatan mereka, maka penghasilan petani hanya Rp 400 ribu/bulan saja. Pada saat yang sama 69,4 juta hektar tanah dikuasai oleh 652 pengusaha. Ini menunjukkan belum adanya keadilan di bidang pertanahan. Dulu pada zaman Orba (Orde Baru) ada proyek Transmigrasi di mana para petani mendapat tanah 1-2 hektar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Transportasi, rumah, dan biaya hidup selama setahun ditanggung oleh pemerintah.
Program itu sebenarnya cukup baik untuk diteruskan mengingat saat ini Indonesia kekurangan pangan seperti beras, kedelai, daging sapi, dsb sehingga harus impor puluhan trilyun rupiah setiap tahunnya. Jika petani dapat tanah 2 hektar, maka penghasilan mereka meningkat jadi Rp 48 juta per tahun atau bersih bisa Rp 2 juta/bulan per keluarga.

Memang biaya transmigrasi cukup besar. Untuk kebutuhan hidup selama setahun, rumah, lahan, dan transportasi paling tidak perlu Rp 40 juta per keluarga. Dengan anggaran Rp 10 trilyun per tahun ada 250.000 keluarga yang dapat diberangkatkan per tahunnya. Seandainya tiap keluarga mendapat 2 hektar dan tiap hektar menghasilkan 12 ton beras per tahun, maka akan ada tambahan produksi sebesar 6 juta ton per tahun. Ini sudah cukup untuk menutupi kekurangan beras di dalam negeri. Saat ini dari 2 juta ton kebutuhan kedelai di Indonesia (sebagian untuk tahu dan tempe), 60% diimpor dari luar negeri. Karena harga kedelai luar negeri naik dari Rp 3.500/kg menjadi Rp 7.500/kg, para pembuat tahu dan tempe banyak yang bangkrut dan karyawannya banyak yang menganggur. Jika program transmigrasi dilakukan tiap tahun dan produk yang ditanam adalah produk di mana kita harus impor seperti kedelai, niscaya kekurangan kedelai bisa diatasi dan Indonesia tidak tergantung dari impor kedelai yang nilainya lebih dari Rp 8 trilyun per tahunnya. Ini akan menghemat devisa.

Ketiga, tutup bisnis pangan kebutuhan utama rakyat dari para pengusaha besar. Para petani/pekebun kecil sulit untuk mengekspor produk mereka. Sebaliknya para pengusaha besar dengan mudah mengekspor produk mereka (para pengusaha bisa menekan/melobi pemerintah) sehingga rakyat justru bisa kekurangan makanan atau harus membayar tinggi sama dengan harga Internasional. Ini sudah terbukti dengan melonjaknya harga minyak kelapa hingga 2 kali lipat lebih dalam jangka waktu kurang dari 6 bulan akibat kenaikan harga Internasional. Pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa. Jika produk utama seperti beras, kedelai, terigu dikuasai oleh pengusaha, rakyat akan menderita akibat permainan harga. Selain itu dengan dikuasainya industri pertanian oleh pengusaha besar, para petani yang merupakan mayoritas dari rakyat Indonesia akan semakin tersingkir dan termiskinkan.

Keempat, lakukan efisiensi di bidang pertanian. Perlu dikaji apakah pertanian kita efisien atau tidak. Jika pestisida kimia mahal dan berbahaya bagi kesehatan, pertimbangkan predator alami seperti burung hantu untuk memakan tikus, dsb. Begitu pula jika pupuk kimia mahal dan berbahaya, coba pupuk organik seperti pupuk hijau/kompos. Semakin murah biaya pestisida dan pupuk, para petani akan semakin terbantu karena ongkos tani semakin rendah. Jika membajak sawah bisa dilakukan dengan sapi/kerbau, kenapa harus memakai traktor? Dengan sapi/kerbau para petani bisa menternaknya sehingga jadi banyak untuk kemudian dijual. Daging dan susunya juga bisa dimakan. Sementara traktor bisa rusak dan butuh bensin/solar yang selain mahal juga mencemari lingkungan.

Kelima, data produk-produk yang masih kita impor. Kemudian teliti produk mana yang bisa dikembangkan di dalam negeri sehingga kita tidak tergantung dengan impor sekaligus membuka lapangan kerja. Sebagai contoh jika mobil bisa kita produksi sendiri, maka itu akan sangat menghemat devisa dan membuka lapangan kerja. Ada 1 juta mobil dan 6,2 juta sepeda motor terjual di Indonesia dengan nilai lebih dari Rp 200 trilyun/tahun. Jika pemerintah menyisihkan 1% saja dari APBN yang Rp 1.000 trilyun/tahun untuk membuat/mendukung BUMN yang menciptakan kendaraan nasional, maka akan terbuka lapangan kerja dan penghematan devisa milyaran dollar setiap tahunnya.

Keenam, stop eksploitasi/pengurasan kekayaan alam oleh perusahaan asing. Kelola sendiri. Banyak kekayaan alam kita yang dikelola oleh asing dengan alasan kita tidak mampu dan sedang transfer teknologi. Kenyataannya dari tahun 1900 hingga saat ini ketika minyak hampir habis kita masih ”transfer teknologi”.
Padahal 95% pekerja dan insinyur di perusahaan-perusahaan asing adalah orang Indonesia. Expat paling hanya untuk level managerial. Bahkan perusahaan migas Qatar pun di Kompas sering pasang lowongan untuk merekrut ahli migas kita. Saat ini 1.500 ahli perminyakan Indonesia bekerja di Timur Tengah seperti Arab Saudi, Kuwait, dan Qatar. Bahkan ada Doktor Perminyakan yang bekerja di negara Eropa seperti Noerwegia! Sekilas kita untung dengan pembagian 85% sedang kontraktor asing hanya 15%. Padahal kontraktor asing tersebut memotong terlebih dulu pendapatan yang ada dengan cost recovery yang besarnya mereka tentukan sendiri. Bahkan ongkos bermain golf dan biaya rumah sakit di luar negeri ex-patriat dimasukkan ke dalam cost recovery, begitu satu media memberitakan. Akibatnya di Natuna sebagai contoh, Indonesia tidak dapat apa-apa. Kontraktor asing sendiri, seperti Exxon sendiri mengantongi keuntungan hingga Rp 360 trilyun setiap tahun dari pengelolaan minyak dan gas di berbagai negara termasuk Indonesia. Menurut PENA, pada tahun 2008 saja sekitar Rp 2.000 trilyun/tahun dari hasil kekayaan alam Indonesia justru masuk ke kantong asing. Padahal itu bisa dipakai untuk melunasi hutang luar negeri dan mensejahterakan rakyat Indonesia. Bahkan untuk royalti emas dan perak di Papua, Freeport yang cuma “tukang cangkul” dapat 99% sementara bangsa Indonesia sebagai pemilik emas cuma dibagi 1%! Bagaimana bisa kaya? Jadi kalau didapat emas dan perak sebesar Rp 100 trilyun, Indonesia cuma dapat Rp 1 trilyun saja!

Banyak perusahaan asing beroperasi menguras kekayaan alam Indonesia. Tetangga saya yang menambang emas bekerjasama dengan penduduk lokal dengan memakai alat pahat dan martil saja bisa mendapat Rp 240 juta per bulan, bagaimana dengan Freeport yang memakai banyak excavator dan truk-truk raksasa yang meratakan gunung-gunung di Papua? Agar Indonesia bisa makmur, maka Indonesia harus mengelola sendiri kekayaan alamnya. Jika beberapa langkah sederhana bisa dilakukan, niscaya Indonesia akan menjadi lebih baik.

Sumber : http://infoindonesia.wordpress.com/2008/01/15/cara-solusi-mengatasi-kemiskinan-di-indonesia/

Selasa, 10 Januari 2012

Pendekatan Mathematics Problem Solving

Pendekatan Mathematics Problem Solving
Pada dasarnya, mathematics problem solving memiliki tujuan agar mahasiswa dapat:

(a) menginvestigasi dan memahami konsep matematika dengan kepercayaan diri tinggi;
(b) mengkombinasikan strategi-strategi penyelesaian matematik untuk mencari solusi terbaik   tentang permasalahan dalam matematika atau di luar matematika;
(c) memahami dan merumuskan permasalahan di sekitarnya yang berkaitan dengan langsung dengan matematika atau yang tidak berkaitan langsung dengan matematika; dan
(d) mengaplikasikan proses modeling matematika ke dalam permasalahan dunia   nyata.

Mathematics Problem Solving hampir dapat disamakan dengan “doing mathematics”. Mathematics problem sangat bermanfaat untuk membedakan konsep, prosedur, dan tujuan dari sebuah pokok bahasan dalam matematika. Problem solving dapat juga dimanfaatkan untuk mendewasakan mahasiswa. Penerapan pendekatan ini sejak level awal pendidikan dapat membuat mahasiswa sadar matematika. Kesadaran matematika ini dapat meningkatkan motivasi mereka secara alami dan harapannya mahasiswa dapat berkembang logika berpikirnya. Problem solving lebih luas jika dibandingkan dengan mengaplikasikan teknik khusus dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. Problem solving juga lebih luas jika dibandingkan dengan bermain kata-kata dalam penyelesaian permasalahan. Problem solving adalah sebuah proses yang penuh matematis dalam rangka mengkonstruksi dan menguatkan (constructand reinforced).

Konsekuensi logis bagi mahasiswa yang belajar dengan pendekatan ini adalah kesadaran mahasiswa akan matematika. Mathematics problem solving tidak hanya dapat memberikan solusi dalam permasalahan sehari-hari, atau pertanyaan dalam ilmu sosial, ilmu sains tapi dapat juga dimanfaatkan untuk melayani teori matematika itu sendiri. Seorang mahasiswa yang dapat membuktikan sebuah teorema dan mahasiswa yang dapat menyelesaikan suatu permalasahan dengan teknik khusus, memiliki level yang berbeda dalam mathematics problem solving (NCTM, 1989).

Konsep dasar mathematics problem solving adalah pemberian permasalahan dan aplikasinya untuk mengenalkan sebuah konsep baru dalam matematika. Permasalahan dan aplikasi tersebut membantu mahasiswa dalam menyusun kerangka berpikirnya, memahami konsep dan memberikan fasilitas dalam prosedur berpikir serta me-review kembali konsep-konsep yang telah dipelajari, dalam rangka memberikan penguatan dalam pemahaman konsep baru tersebut. Proses belajar tersebut memaksa mahasiswa untuk menganalisis situasi berdasarkan pengetahuannya, membangun sebuah teknik matematik, dan akhirnya memanfaatkan teknik tersebut untuk menyelesaikan masalahnya. Proses review juga akan memantapkan pengalaman mahasiswa dalam menyesaikan masalah dan proses pengendapan pengetahuan.
Penerapan pendekatan ini dalam proses belajar mengajar akan membutuhkan waktu beberapa hari bahkan beberapa bulan. Pendekatan ini juga membutuhkan kerjasama antar siswa dalam kelompok-kelompok kecil (NCTM, 1989).

Sumber : Arisandi.com

Peran Strategis Mahasiswa Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Pendidikan Indonesia

Peran Strategis Mahasiswa Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Pendidikan Indonesia


Sebuah nasihat  dalam bahasa  Arab berbunyi,  “Inna  fi   yadisy   syubban amrul  ummah wa  fii  aqdaamihim hayaatuha” yang artinya “Sesungguhnya pada  tangan para generasi   mudalah   urusan   suatu   ummat   dan   pada   derap   langkah   merekalah kehidupannya.”  Memang   benar   apa   kata   nasihat   tersebut   bahwa   tidak   dapat dipungkiri lagi pada saat ini mahasiswa sebagai generasi muda memiliki peranan yang   sangat   urgen   dalam menentukan   kehidupan   suatu   bangsa   khususnya   di Negara Indonesia yang kita cintai bersama ini. Pada saat  ini masyarakat memandang mahasiswa sebagai  agen of social  change  yang   dengan   paradigma   berpikir   dan   intelektualitas   tinggi   yang dimilikinya   diharapkan   dapat   memberikan   perubahan   yang   berarti   terhadap kemajuan bangsa.

Seperti   yang   telah   kita   ketahui   bahwa   dana   subsidi   pendidikan   tinggi negeri   berasal   dari   rakyat.  Maka   memang   sudah   sepantasnya   dan   menjadi kewajiban bagi mahasiswa untuk dapat membayar “utang” tersebut kepada rakyat yang  telah banyak membantu dalam proses studi  mahasiswa.  Dengan demikian mahasiswa   juga   secara   tidak   langsung   dituntut   untuk   memiliki  social  responsibility.

Pada tahun 1998 mahasiswa Indonesia telah berhasil memberikan prestasi yang patut diacungkan jempol dan merupakan pembuktian dari gelar mahasiswa sebagai  agen of   social  change  berhasil  menggulingkan pemerintahan di   rezim Orde Baru ketika  itu yang  telah sangat   tidak membela rakyat  seperti   terjadinya krisis moneter yang menyebabkan nilai   tukar   rupiah sebesar  16.000  rupiah per korban.

Sekarang mungkin aksi mahasiswa dalam artian turun langsung ke jalan tidak   semarak   yang   dulu,   hal   dikarenakan   instansi-instansi   yang   ada   di pemerintahan telah berjalan pada relnya seperti usaha-usaha yang dilakukan oleh KPK  yang   patut  mendapatkan   apresiasi   dalam memberantas   “koruptor negara”. Meskipun demikian, masih ada hal-hal yang perlu dibenahi. Kita sebagai mahasiswa  tidak boleh menjadi  statis,   tidak hanya menjadi  suvervisor  terhadap kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan politik saja.  Melainkan mahasiswa harus mencari  cara untuk memberikan  social  responsibility  dari  arah yang  lain yaitu salah satunya ialah dengan meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia ini.

Pencerdasan bangsa yang dilakukan oleh mahasiswa sebagian besar telah direbut oleh partai-partai politik yang menjamur mulai tahun 1999. Namun peran mahasiswa sebagai pencerdas bangsa tidak dapat tersingkirkan begitu saja. Hal ini dikarenakan   kebanyakan   partai   politik   hanya  memfokuskan   dalam mencapai tujuan   partainya   saja   dan   tidak   sedikit   juga   banyak   partai-partai   politik   yang tampil sebagai pemenang hanya menjadi kacang yang lupa sama kulitnya.

Ada dua peran mahasiswa dalam rangka membuktikan social responsibity-nya yaitu:
1.    Berperan sebagai petugas  knowledge transfer dari dunia kampus menuju luar  kampus dalam upaya mencerdaskan bangsa dalam berbagai  bidang terutama masyarakat kalangan menengah ke bawah
2.    Sebagai   pelopor   dalam   pembentukan  community   development  untuk memacu dinamisasi kehidupan masyarakat kelas menengah ke bawah.

Knowledge Transfer

Dunia   kampus   adalah   dunia   yang   penuh   dengan   berbagai   macam idealisme   yang   berbeda,   kumpulan   dari   idealisme   yang   sama   itu   biasanya dihimpun dalam satu himpunan atau UKM (unit kegiatan mahasiswa),  sehingga mahasiswa   dapat   dengan   bebas  menyalurkan   aspirasi   dan   idealismenya   pada komunitas yang dipilihnya. Dengan terwadahinya aspirasi dan idealisme dari para mahasiswa yang memiliki intelektualitas tinggi maka dapat dikatakan kehidupan di kampus merupakan gambaran dari kehidupan masyarakat yang ideal. Namun tidak   sedikit   ketika   kita   keluar   dari   kampus   dan   menjauh   dari   komunitas mahasiswa   lalu  terjun  ke  masyarakat  maka  kita   akan merasakan bahwa  yang namanya kebebasan dalam menyalurkan aspirasi  menjadi   tidak ada,  kejenuhan dalam berpikir   ada   dimana-mana.   Di   sinilah   saatnya   mahasiswa   berperan   sebagai petugas knowledge transfer kepada masyarakat. Di antaranya dengan memberikan pengetahuan   dan   pemahaman   tentang   kehidupan   di   dalam   kampus   serta mengamalkan   ilmu-ilmu   yang   telah   dituntutnya   semasa   kuliah   kepada masyarakat. Rasulullah SAW bersabda : “bahwa ada 3 sikap orang dalam menuntut ilmu; naqiyyah,  yaitu yang dapat menerima ilmu kemudian dia mengamalkannya dan mentransferkannya pada orang  lain,  ajaib,  orang  ini  memilki  kemampuan yang   sangat   baik   dalam   menerima   dan   memahami   ilmu   diapun   dapat mentransferkannya pada orang lain hanya dirinya bagaikan ilmu lilin, menerangi sekitar   tapi  dirinya  terbakar,  qi’an,   jangan sampai  kita menjadi  orang  ini  yang tidak dapat menerima ilmu dengan baik dan tidak dapat mentransfernya kepada orang lain” (HR Bukhari).

Knowledge   transfer  dapat   kita   lakukan   di   antaranya   dengan   mengadakan penyuluhan,   training,   kerjasama   dan   pengabdian   kepada  masyarakat   sehingga mereka  menjadi   bangsa   yang   cerdas  meskipun   tidak  menempuh   pendidikan tingkat   tinggi  yang diakibatkan mahalnya biaya pendidikan saat   ini.  Meskipun  sebenarnya ada usaha pemerintah untuk mengalokasikan dana pendidikan sebesar 20%   namun   hal   itu   belum   terealisasi   sepenuhnya.   Sehingga   jangankan meneruskan sampai ke perguruan tinggi, masih ada saat ini juga anak-anak yang tidak tamat SD atau mereka yang mesti belajar dengan atap yang bocor dan dinding sekolah yang hampir roboh.

Community development

Fakta  menunjukan   bahwa   secara   tidak   langsung   komunitas  mahasiswa yang   ada   di   sekitar   kampus   dapat  memberikan   kontribusi  kepada  masyarakat sekitarnya   dengan   terbentuknya   community   development   seperti   mendirikan lembaga pendidikan informal seperti TPQ (Taman Pendidikan Al Qur’an) ataupun bahkan mengisi  kegiatan-kegiatan yang ada di  masjid sekitar  kampus dan  lain sebagainya.   Dengan   cara   seperti ini  maka   masyarakat   akan   dapat   merasakan kontribusi   yang   diberikan   oleh   mahasiswa   dalam   rangka   pencerdasan   dan peningkatan kualitas pendidikan Indonesia.

Kesimpulan

Sebagai penutup,   bahwa  mahasiswa   dengan   tingkat   intelektualitas   dan   cara berpikir  yang dinamis   semua   itu belumlah  cukup  jika   tidak dibarengi  dengan akhlaq dan nilai norma-norma yang   sesuai dengan agama. Karena tidak sedikit juga  mahasiswa   yang   hanya   dapat  melakukan   aksi   ke   jalan   dan  melakukan tindakan anarkis  tanpa  tahu maksud dan  tujuan di  balik semua  itu,  mahasiswa yang menjadi korban pergaulan sehingga “freesex” dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang   sudah   menjadi   hal   yang   lumrah   bagi   mereka.   Bahkan   ada   juga mahasiswa   yang   kecerdasannya   tidak   dibarengi   dengan   nilai   dan   norma kesopanan   kedepannya  malah  menjadi   sampah  masyarakat   yang   berdasi   dan memakan uang rakyat yang bukan miliknya.

Negeri yang maju adalah cerminan dari bangsa yang cerdas. Dalam sebuah film action seorang paman berkata pada keponakannya,  “Kekuatan yang besar  akan   mendatangkan   tanggung   jawab   yang   besar   pula”,  mahasiswa   dengan potensi   yang   cukup   tinggi   dan   kekuatan   yang   sangat   besar   semua   itu   harus dibuktikan pula dengan tanggung jawab yang besar terutama dalam peningkatan mutu pendidikan di negeri  ini sehingga terciptalah dari  masyarakat yang cerdas tersebut negeri yang aman dan makmur.


sumber : http://arisandi.com/

Kamis, 05 Januari 2012

MISKIN ITU HARUS BELAJAR


MISKIN ITU HARUS BELAJAR

Berbicara tentang kemiskinan, semua orang pasti akan miris dan sedih. Kenapa masih ada di dunia ini orang miskin. Namun tidak dipungkiri tingkat kemiskinan di Indonesia sendiri mengalami pasang surut. Dari data yang saya lihat jumlah kemiskinan dan persentase penduduk miskin selalu berfluktuasi dari tahun ke tahun, meskipun ada kecenderungan menurun pada salah satu periode (2000-2005). Pada periode 1996-1999 penduduk miskin meningkat sebesar 13,96 juta, yaitu dari 34,01 juta(17,47%) menjadi 47,97 juta (23,43%) pada tahun 1999. Kembali cerah ketika periode 1999-2002, penduduk miskin menurun 9,57 juta yaitu dari 47,97 (23,43%) menurun menjadi 38,48 juta (18,20%). Keadaan ini terulang ketika periode berikutnya (2002-2005) yaitu penurunan penduduk miskin hingga 35,10 juta pada tahun 2005 dengan presentasi menurun dari 18,20% menjadi 15,97 %. Sedangkan pada tahun 2006 penduduk miskin bertambah dari 35,10 juta (15,97%) menjadi 39,05 juta (17,75%) berarti penduduk miskin meningkat sebesar 3,95 juta (1,78%). Saya menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada manusia di dunia ini yang ingin hidup serba kekurangan. Namun ini sudah menjadi pilhan mereka yang kurang beruntung.
Masyarakat miskin mungkin hanya memiliki harapan kecil, namun mereka tetap optimis dalam menjalani hidup. Mereka yang segala kebutuhannya terdesak dan sempit membuat harapan kecil itu semakin kosong atau bahkan menghilang. Lantas, apakah dunia ini berisi orang orang yang seperti itu. Tentu saja TIDAK!. Tuhan Maha Adil, Dialah yang menyeimbangkan kehidupan alam ini. Diisi oleh warna warni kehidupan, Tuhan menghadirkan orang miskin dan orang yang berkecukupan. 2 hal yang berbeda namun berdekatan, disinilah letak keseimbangannya. Saling berdekatan menunjukkan bahwa tidak adanya jurang pemisah di antara kita. Saling membantu dan menolong serta belajar dari orang lain. Dengan begitu hidup akan terus berlanjut untuk belajar hal lainyang belum pernah dipelajari sebelumnya dan melihat kebaikkan di dunia ini.
Kemiskinan lazimnya diartikan sebagai kekurangan, baik kekurangan sandang, pangan, dan juga papan. Kehidupan mereka serba kekurangan. Dalam pemenuhan makan sehari mereka sangat terbatas. Tidak seperti kita yang biasannya makan enak, makanan sudah ada dan disiapkan di meja kita tinggal makan saja. Tapi lain dengan mereka yang harus bekerja dulu demi seliter beras atau lauk yang sedikit untuk dimakan bersama keluarga. Namun yang tidak kita miliki dengan mereka adalah kebersamaan, masyarakat miskin umumnya selalu makan bersama sehabis bekerja seharian mencari upah hidup. Sedangkan kita biasanya makan bersama dengan teman, dengan keluarga pun jarang.  Orang tua yang sibuk mencari uang untuk mencukupi kebutuhan hidup kita yang banyak, berangkat di pagi hari dan pulang di malam hari. Jarang sekali waktu yang terkumpul untuk bersama. Itu sebabnya banyak anak yang terjerumus kehidupan di luar. Seharusnya kita semua mensyukuri segala karunia yang Tuhan berikan, baik yang sesuai atu tidak sesuai dengan kemauan kita.
Banyak sekali kemiskinan di dunia ini, baik kemiskinan secara ekonomi atau miskin kasih sayang. Apalagi kehidupan di ibukota yang syarat dengan kehidupan keras. Namun banyak orang mengasumsikan miskin adalah kekurangan dalam segi ekonomi. Sebaikknya jangan memandangkemiskinan sebagai takdir dari Tuhan, karena Tuhan tidak akan memberikan umatnya kehidupan yang menyedihkan. Namun dibalik kesedihan itu, kita dituntun untuk mengubahnya menjadi sebuah kebanggaan. Contohnya saja banyak, banyak masyarakat miskin yang berprestasi. Anak anak yang kurang mampu mampu bersaing dengan yang lain yang lebih beruntung daripadanya. Kita lihat saja hal baik, jangan kita lihat hal yang buruk yang nanti akan membuat kita hanya pasrah dalam hidup. Tuhan menginginkan kita untuk berusaha semaksimal yang kita bisa, agar kita kuat dan menjadi inspirasi yang lain. Karena hidup itu untuk belajar. Sama halnya dengan miskin, miskin itu untuk belajar. Belajar mengubah segala kekurangan menjadi kekuatan sentral. 


sumber : google

“Peran Teknologi Dalam Menumbuhkan Kesadaran Mengentaskan Kemiskinan”.

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuhan kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Dalam pendidikan, kemiskinan mempengaruhi kemampuan murid untuk belajar secara efektif dalam sebuah lingkungan belajar.
“Dua ibu rumah tangga masing – masing memiliki anggaran Rp 15.000 dan Rp 20.000 untuk berbelanja ke pasar, sementara ada seorang politisi yang mampu membeli buku hingga jutaan rupiah per bulan”. Ini adalah sepenggal kalimat yang saya baca di sebuah berita on-line yang merupakan tema sentral dalam perjuangan bangsa.
            Ilmu pengetahuan teknologi dan kemiskinan merupakan permasalahan yang menunjukkan perbedaan. Ilmu dan pengetahuan adalah dua hal berbeda namun memiliki persamaan, yaitu pemahaman. Semua ini tertuju untuk mengembangkan ilmu pengetahuan guna membasmi kemiskinan. Teknologi dalam penerapannya sebagai jalur utama yang dapat menyongsong masa depan cerah. Karena dengan teknologi kehidupan manusia semakin lebih mudah yang mempunyai dampak sosial yang mendunia.
            Tingkat kemiskinan terus saja meningkat di tiap tahunnya, pemerintah pun tak membiarkan hal ini terus berlanjut. Berbagai upaya telah dilakukan, namun kesadaran yang dimiliki manusia masih minim. Oleh karena itu lewat Ilmu Pengetahuan Teknologi saya akan memaparkan menumbuhkan kesadaran manusia. Karena peran  Teknologi sangat berpengaruh terhadap hidup manusia, maka sangat besar kesempatan yang saya lakukan.
B.      Perumusan Masalah
Pada tugas individu ini, saya membahas mengenai masalah Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Kemiskinan, didapatkan rumusan masalah yang akan dibahas dalam penulisan ilmiah ini. Rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
“Peran Teknologi Dalam Menumbuhkan Kesadaran Mengentaskan Kemiskinan”.

C.      Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah yang membahas tentang “Peran Teknologi Dalam Menumbuhkan Kesadaran Mengentaskan Kemiskinan” adalah sebagai berikut:
-          Menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesia yang mampu dalam hal materi agar ikut berperan serta untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
-          Memberikan informasi kepada masyarakat Indonesia untuk menghadapi kemiskinan yang merupakan tantangan global dunia ketiga.
-          Untuk mengetahui sejauh mana upaya pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan di Indonesia.

D.     Manfaat
-          Bagi Penulis
Penulisan Ilmiah ini disusun sebagai salah satu pemenuhan tugas terstruktur dari mata kuliah Ilmu Sosial Dasar.
-          Bagi pihak lain
Penulisan Ilmiah ini diharapkan dapat menambah referensi pustaka yang berhubungan dengan permasalahan dan upaya penyelesaian kemiskinan.
E.      Ruang Lingkup
Dalam penyusunan Penulisan Ilmiah ini penyusun mengambil sampel ruang lingkup berupa masyarakat Indonesia secara menyeluruh.


BAB II
METODE PENULISAN
A. Objek Penulisan
Objek penulisan dalam tugas terstruktur individu ini adalah pengertian dan permasalahan utama akibat kemiskinan, aspek kebijaksanaannya dan upaya penyelesaian yang telah dilakukan oleh pemerintah.
B. Dasar Pemilihan Objek
Penulis memilih Objek Penulisan ini adalah karena Kemiskinan merupakan permasalahan kemanusiaan yang sangat kompleks. Selain itu, kemiskinan juga menjadi isu sentral di belahan bumi manapun. Sebagai warga negara Indonesia, dalam mengentaskan kemiskinan tidak hanya bertumpu pada bantuan pemerintah saja namun di zaman globalisasi ini warga negara Indonesia dituntut untuk mempunyai kualitas SDM yang unggul sehingga memungkinkan munculnya keunggulan individual yang dapat memberikan sumbangan kepada kemakmuran individu dan masyarakat. Terlebih lagi saya seorang mahasiswa yang dituntut untuk menyumbang sesuatu kepada negara Indonesia. Lewat jalur pendidikan saya akan terus berkarya sebagai seorang generasi muda berprestasi.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam pembuatan Penulisan Ilmiah ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah kaji pustaka terhadap bahan-bahan kepustakaan yang sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam Penulisan Ilmiah ini yaitu masalah mengenai permasalahan dan upaya penuntasan kemiskinan di Indonesia. Sebagai referensi juga diperoleh dari media berbagai media informasi baik dari televisi, koran maupun situs web internet yang membahas mengenai permasalahan dan upaya penuntasan kemiskinan di Indonesia.
D. Metode Analisis
Penyusunan Penulisan Ilmiah ini berdasarkan metode deskriptif analistis, yaitu mengidentifikasi permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada, menganalisis permasalahan berdasarkan pustaka dan data pendukung lainnya, serta mencari alternatif pemecahan masalah.





BAB III
ANALISIS PERMASALAHAN
A. Pembahasan
Kemiskinan sebagai suatu penyakit sosial ekonomi tidak hanya dialami oleh negara-negara yang sedang berkembang, tetapi juga negara-negara maju, seperti Inggris dan Amerika Serikat. Negara Inggris mengalami kemiskinan di penghujung tahun 1700-an pada era kebangkitan revolusi industri yang muncul di Eropa. Pada masa itu kaum miskin di Inggris berasal dari tenaga-tenaga kerja pabrik yang sebelumnya sebagai petani yang mendapatkan upah rendah, sehingga kemampuan daya belinya juga rendah. Mereka umumnya tinggal di permukiman kumuh yang rawan terhadap penyakit sosial lainnya, seperti prostitusi, kriminalitas, pengangguran. Berikut sedikit penjelasan mengenai kemiskinan yang sudah menjadi dilema mengglobal yang sangat sulit dicari cara pemecahan terbaiknya.
Definisi
Dalam kamus ilmiah populer, kata “Miskin” mengandung arti tidak berharta (harta yang ada tidak mencukupi kebutuhan) atau bokek. Adapun kata “fakir” diartikan sebagai orang yang sangat miskin. Secara Etimologi makna yang terkandung yaitu bahwa kemiskinan sarat dengan masalah konsumsi. Hal ini bermula sejak masa neo-klasik di mana kemiskinan hanya dilihat dari interaksi negatif (ketidakseimbangan) antara pekerja dan upah yang diperoleh.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka perkembangan arti definitif dari pada kemiskinan adalah sebuah keniscayaan. Berawal dari sekedar ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar dan memperbaiki keadaan hingga pengertian yang lebih luas yang memasukkan komponen-komponen sosial dan moral. Misal, pendapat yang diutarakan oleh Ali Khomsan bahwa kemiskinan timbul oleh karena minimnya penyediaan lapangan kerja di berbagai sektor, baik sektor industri maupun pembangunan. Senada dengan pendapat di atas adalah bahwasanya kemiskinan ditimbulkan oleh ketidakadilan faktor produksi, atau kemiskinan adalah ketidakberdayaan masyarakat terhadap sistem yang diterapkan oleh pemerintah sehingga mereka berada pada posisi yang sangat lemah dan tereksploitasi. Arti definitif ini lebih dikenal dengan kemiskinan struktural.
Deskripsi lain, arti definitif kemiskinan yang mulai bergeser misal pada awal tahun 1990-an definisi kemiskinan tidak hanya berdasarkan tingkat pendapatan, tapi juga mencakup ketidakmampuan di bidang kesehatan, pendidikan dan perumahan. Di penghujung abad 20-an telah muncul arti definitif terbaru, yaitu bahwa kemiskinan juga mencakup kerentanan, ketidakberdayaan dan ketidakmampuan untuk menyampaikan aspirasi.
Amerika Serikat sebagai negara maju juga dihadapkan masalah kemiskinan, terutama pada masa depresi dan resesi ekonomi tahun 1930-an. Pada tahun 1960-an Amerika Serikat tercatat sebagai negara adi daya dan terkaya di dunia. Sebagian besar penduduknya hidup dalam kecukupan. Bahkan Amerika Serikat telah banyak memberi bantuan kepada negara-negara lain. Namun, di balik keadaan itu tercatat sebanyak 32 juta orang atau seperenam dari jumlah penduduknya tergolong miskin.
Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan absolut, kemiskinan relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum: pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.
Kesadaran adalah sadar akan perbuatan. Sadar artinya merasa, tau atau ingat (kepada keadaan yang sebenarnya), keadaan ingat akan dirinya, ingat kembali. Kesadaran merupakan suatu yang dimiliki oleh manusia dan tidak ada pada ciptaan Tuhan yang lain. Kesadaran yang dimiliki oleh manusia merupakan bentuk unik dimana ia dapat menempatkan diri manusia sesuai dengan yang diyakininya. Refleksi merupakan bentuk dari penggungkapan kesadaran, dimana ia dapat memberikan atau bertahan dalam situasi dan kondisi tertentu dalam lingkungan. Setiap teori yang dihasilkan oleh seorang merupakan refleksi tetang realitas dan manusia. Manusia dalam melahirkan cinta untuk semua merupakan jawaban untuk eksistensi manusia yang membutuhkan rasa dan sayang dari yang lain. Begitupula, tentang kesadaran merupakan sangat berkaitan dengan manusia bahkan yang membedakan manusia dengan binatang. Kesadaran merupakan unsur dalam manusia dalam memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas.
 Manusia dengan dikaruniahi akal budi merupakan mahluk hidup yang sadar dengan dirinya. Kesadaran yang dimiliki oleh manusia kesadaran dalam diri, akan diri sesama, masa silam, dan kemungkinan masa depannya. Manusia memiliki kesadaran akan dirinya sebagai entitas yang terpisah serta memiliki kesadaran akan jangka hidup yang pendek, akan fakta ia dilahirkan di luar kemauannya dan akan mati di luar keinginannya. Kesadaran manusia ia akan mati mendahului orang-orang yang disayanginya, atau sebaliknya bahwa yang ia cintai akan mendahuluimya , kesadaran akan kesendirian, keterpisahan, akan kelelamahan dalam menghadapi kekuatan alam dan masyarakat. Semuanya kenyataan itu membuat keterpisahan manusia, eksistensi tak bersatunya sebagai penjara yang tak terperikan. Manusia akan menjadi gila bila tak dapat melepaskan diri dari penjara tersebut. (Erich Fromm, The Art of Love)
Kesadaran menurut Sartre berifat itensional dan tidak dapat dipisahkan di dunia. Kesadaran tidak sama dengan benda-benda. Kesadaran selalu terarah pada etre en sio (ada-begitu-saja) atau berhadapan dengannya. Situasi dimana kesadaran berhadapan oleh Sartre disebut etre pour soi (ada-bagi-dirinya). Bahwa kesadaran saya akan sesuatu juga menyatakan adanya perbedaan antara saya dan sesuatu itu. Saya tidak sama dengan sesuatu yang saya sadari ada jarak antara saya dengan objek yang saya lihat. Misalkan entre pour soi menunjuk pada manusia atau kesadaran. Manusia adalah eter pour soi sebab ia tidak persis menjadi satu dengan dirinya sendiri. Tiadanya identitas manusia dengan dirinya sendiri memungkinkan manusia untuk melampaui, untuk mengatasi dirinya dan menghubungkan benda-benda dengan dirinya sesuai dengan yang dimaksud dan tujuannya. Ketidak identikan manusia dengan dirinya sendiri tampak dalam kesadaran yang ditandai oleh regativitas, penidakan. Negativitas menunjukan bahwa terhadap etre pour soi atau kesadaran hanya dikatan it is not what it is. Maka kesadaran disini merupakan non identitas, jarak, distansi. Kegiatan hakiki kesadaran merupakan menindak, mengatakan tidak. Etre por soi tidak lain dari pada menindak atau menampilkan ketiadaan. Kebebasan bagi Sartre merupakan kesadaran menindak, dan manusia sendiri merupakan kebebasan. Pada manusialah itu eksistensi itu mendahului esensi, sebab manusia selalu berhadapan dengan kemungkinan untuk mengatakan tidak. Selama manusia masih hidup ia bebas untuk mengatakan tidak, baru setelah kematian maka cirri-ciri hidupnya dapat dibeberkan. (Alex Lanur, Pengantar dalam “Kata-Kata”)
Kesadaran sebagai keadaan sadar, bukan merupakan keadaan yang pasif melainkan suatu proses aktif yang terdiri dari dua hal hakiki; diferensiasi dan integrasi. Meskipun secara kronologis perkembangan kesadaran manusia berlangsung pada tiga tahap; sensansi (pengindraan), perrseptual (pemahaman), dan konseptual (pengertian). Secara epistemology dasar dari segala pengetahuan manusia tahap perseptual. Sensasi tidak begitu saja disimpan di dalam ingatan manusia, dan manusia tidak mengalami sensasi murni yang terisolasi. Sejauh yang dapat diketahui pengalaman indrawi seorang bayi merupakan kekacauan yang tidak terdeferensiasikan. Kesadaran yang terdiskreminasi pada tingkatan persep. Persep merupakan sekelompok sensasi yang secara otomatis terimpandan dintegrasikan oleh otak dari suatu organisme yang hidup. Dalam bentuk persep inilah, manusia memahami fakta dan memahami realitas. Persep buka sensasi, merupakan yang tersajikan yang tertentu (the given) yang jelas pada dirinya sendiri (the self evidence). Pengetahuan tentang sensasi sebagai bagian komponen dari persep tidak langsung diperoleh manusia jauh kemudian, merupakan penemuan ilmiah, penemuan konseptual.
Pengertian teknologi secara umum :
-          proses yang meningkatkan nilai tambah
-          produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja
-          Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembamngkan dan digunakan
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif.

  1. Manfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Teknologi Informasi dan Komunikasi yang perkembangannya begitu cepat secara tidak langsung mengharuskan manusia untuk menggunakannya dalam segala aktivitasnya.  Beberapa penerapan dari Teknologi Informasi dan Komunikasi antara lain :
  • Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Perusahaan
    Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi banyak digunakan para usahawan. Kebutuhan efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu menerapkan teknologi informasi dalam lingkungan kerja.
  • Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Bisnis
Dalam dunia bisnis Teknologi Informasi dan Komunikasi dimanfaatkan untuk perdagangan secara elektronik atau dikenal sebagai E-Commerce. E-Commerce adalah perdagangan menggunakan jaringan komunikasi internet.
  • Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Perbankan
    Dalam dunia perbankan Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah diterapkannya transaksi perbankan lewat internet atau dikenal dengan Internet Banking.
  • Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan Teknologi
Pembelajaran terus mengalami perkembangan seiring perkembangan zaman. Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari Makalah Teknologi Informasi dan Komunikasi sering dijumpai kombinasi teknologi audio/data, video/data, audio/video, dan internet. Internet merupakan alat komunikasi yang murah dimana memungkinkan terjadinya interaksi antara dua orang atau lebih.
  • Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Kesehatan
    Sistem berbasis kartu cerdas (smart card) dapat digunakan juru medis untuk mengetahui riwayat penyakit pasien yang datang ke rumah sakit karena dalam kartu tersebut para juru medis dapat mengetahui riwayat penyakit pasien.

Indikator-indikator Kemiskinan
Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri secara detail indikator-indikator kemiskinan tersebut. Adapun indikator-indikator kemiskinan sebagaimana di kutip dari Badan Pusat Statistika, antara lain sebagi berikut:
1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan dan papan).
2. Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi).
3. Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan keluarga).
4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.
5. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya alam.
6. Kurangnya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.
7. Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan.
8. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.
9. Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial (anak-anak terlantar, wanita korban kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal dan terpencil).
Penyebab Kemiskinan
Di bawah ini beberapa penyebab kemiskinan menurut pendapat Karimah Kuraiyyim. Yang antara lain adalah:
a. Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara global.
Yang penting digaris bawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun beriringan.
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan pendapatan per-kapita:
a) Naiknya standar perkembangan suatu daerah.
b) Politik ekonomi yang tidak sehat.
c) Faktor-faktor luar negeri, diantaranya:
Rusaknya syarat-syarat perdagangan
Beban hutang
Kurangnya bantuan luar negeri, dan
Perang
b. Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.
Terlihat jelas faktor ini sangat urgen dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh karena itu, untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus didukung dengan SDA dan SDM yang bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan dengan maksimal.

c. Biaya kehidupan yang tinggi.
Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat dari tidak adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat. Tentunya kemiskinan adalah konsekuensi logis dari realita di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga kerja ahli, lemahnya peranan wanita di depan publik dan banyaknya pengangguran.
d. Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.
Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan untuk para warga miskin, juga secara tidak langsung mematikan sumber pemasukan warga. Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara.
Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Indonesia
Bagaimana perkembangan tingkat kemiskinan di Indonesia? Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meluncurkan laporan tahunan Pembangunan manusia (Human Development Report) 2006 yang bertajuk Beyord scarcity; power, poverty dan the global water. Laporan ini menjadi rujukan perencanaan pembangunan dan menjadi salah satu Indikator kegagalan atau keberhasilan sebuah negara menyejahterakan rakyatnya. Selama satu dekade ini Indonesia berada pada Tier Medium Human Development peringkat ke 110, terburuk di Asia Tenggara setelah Kamboja.
Jumlah kemiskinan dan persentase penduduk miskin selalu berfluktuasi dari tahun ke tahun, meskipun ada kecenderungan menurun pada salah satu periode (2000-2005). Pada periode 1996-1999 penduduk miskin meningkat sebesar 13,96 juta, yaitu dari 34,01 juta(17,47%) menjadi 47,97 juta (23,43%) pada tahun 1999. Kembali cerah ketika periode 1999-2002, penduduk miskin menurun 9,57 juta yaitu dari 47,97 (23,43%) menurun menjadi 38,48 juta (18,20%). Keadaan ini terulang ketika periode berikutnya (2002-2005) yaitu penurunan penduduk miskin hingga 35,10 juta pada tahun 2005 dengan presentasi menurun dari 18,20% menjadi 15,97 %. Sedangkan pada tahun 2006 penduduk miskin bertambah dari 35,10 juta (15,97%) menjadi 39,05 juta (17,75%) berarti penduduk miskin meningkat sebesar 3,95 juta (1,78%).
Adapun laporan terakhir, Badan Pusat Statistika ( BPS ) yang telah melaksanakan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) pada bulan Maret 2007 angka resmi jumlah masyarakat miskin adalah 39,1 juta orang dengan kisaran konsumsi kalori 2100 kilo kalori (kkal) atau garis kemiskinan ketika pendapatan kurang dari Rp 152.847 per-kapita per bulan.

Tantangan Kemiskinan di Indonesia
Masalah kemiskinan di Indonesia sarat sekali hubungannya dengan rendahnya tingkat Sumber Daya Manusia (SDM). dibuktikan oleh rendahnya mutu kehidupan masyarakat Indonesia meskipun kaya akan Sumber Daya Alam (SDA). Sebagaimana yang ditunjukkan oleh rendahnya Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Indonesia pada tahun 2002 sebesar 0,692. yang masih menempati peringkat lebih rendah dari Malaysia dan Thailand di antara negara-negara ASEAN. Sementara, Indeks Kemiskinan Manusia (IKM) Indonesia pada tahun yang sama sebesar 0,178. masih lebih tinggi dari Filipina dan Thailand. Selain itu, kesenjangan gender di Indonesia masih relatif lebih besar dibanding negara ASEAN lainnya.
Tantangan lainnya adalah kesenjangan antara desa dan kota. Proporsi penduduk miskin di pedesaan relatif lebih tinggi dibanding perkotaan. Data Susenas (National Social Ekonomi Survey) 2004 menunjukkan bahwa sekitar 69,0 % penduduk Indonesia termasuk penduduk miskin yang sebagian besar bekerja di sektor pertanian. Selain itu juga tantangan yang sangat memilukan adalah kemiskinan di alami oleh kaum perempuan yang ditunjukkan oleh rendahnya kualitas hidup dan peranan wanita, terjadinya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta masih rendahnya angka pembangunan gender (Gender-related Development Indeks, GDI) dan angka Indeks pemberdayaan Gender(Gender Empowerment Measurement,GEM).
Tantangan selanjutnya adalah otonomi daerah, di mana hal ini mempunyai peran yang sangat signifikan untuk mengentaskan atau menjerumuskan masyarakat dari kemiskinan. Sebab ketika meningkatnya peran keikutsertaan pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan. maka tidak mustahil dalam jangka waktu yang relatif singkat kita akan bisa mengentaskan masyarakat dari kemiskinan pada skala nasional terutama dalam mendekatkan pelayanan dasar bagi masyarakat. Akan tetapi ketika pemerintah daerah kurang peka terhadap keadaan lingkungan sekitar, hal ini sangat berpotensi sekali untuk membawa masyarakat ke jurang kemiskinan, serta bisa menimbulkan bahaya laten dalam skala Nasional.
Kebijakan dan Program Penuntasan Kemiskinan
Upaya penanggulangan kemiskinan Indonesia telah dilakukan dan menempatkan penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama kebijakan pembangunan nasional. Kebijakan kemiskinan merupakan prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009 dan dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahun serta digunakan sebagai acuan bagi kementrian, lembaga dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembangunan tahunan.
Sebagai wujud gerakan bersama dalam mengatasi kemiskinan dan mencapai Tujuan pembangunan Milenium, Strategi Nasional Pembangunan Kemiskinan (SPNK) telah disusun melalui proses partisipatif dengan melibatkan seluruh stakeholders pembangunan di Indonesia. Selain itu, sekitar 60 % pemerintah kabupaten/ kota telah membentuk Komite penanggulangan Kemiskinan Daerah (KPKD) dan menyusun Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) sebagai dasar arus utama penanggulangan kemiskinan di daerah dan mendorong gerakan sosial dalam mengatasi kemiskinan.
Adapun langkah jangka pendek yang diprioritaskan antara lain sebagai berikut:
a) Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan;
(i) penyediaan sarana-sarana irigasi, air bersih dan sanitasi dasar terutama daerah-daerah langka sumber air bersih.
(ii) pembangunan jalan, jembatan, dan dermaga daerah-daerah tertinggal.
(iii) redistribusi sumber dana kepada daerah-daerah yang memiliki pendapatan rendah dengan instrumen Dana Alokasi Khusus (DAK) .
b) Perluasan kesempatan kerja dan berusaha dilakukan melalui bantuan dana stimulan untuk modal usaha, pelatihan keterampilan kerja dan meningkatkan investasi dan revitalisasi industri.
c) Khusus untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk miskin diberikan pelayanan antara lain :
 (i) pendidikan gratis sebagai penuntasan program belajar 9 tahun termasuk tunjangan bagi murid yang kurang mampu
(ii) jaminan pemeliharaan kesehatan gratis bagi penduduk miskin di puskesmas dan rumah sakit kelas tiga.

Di bawah ini merupakan contoh dari upaya mengatasi kemiskinan di Indonesia.
Contoh dari upaya kemiskinan adalah di propinsi Jawa Barat tepatnya di Bandung dengan diadakannya Bandung Peduli yang dibentuk pada tanggal 23 – 25 Februari 1998. Bandung Peduli adalah gerakan kemanusiaan yang memfokuskan kegiatannya pada upaya menolong orang kelaparan, dan mengentaskan orang-orang yang berada di bawah garis kemiskinan. Dalam melakukan kegiatan, Bandung Peduli berpegang teguh pada wawasan kemanusiaan, tanpa mengindahkan perbedaan suku, ras, agama, kepercayaan, ataupun haluan politik.
Oleh karena sumbangan dari para dermawan tidak terlalu besar bila dibandingkan dengan permasalahan kelaparan dan kemiskinan yang dihadapi, maka Bandung Peduli melakukan targetting dengan sasaran bahwa orang yang dibantu tinggal di Kabupaten/ Kotamadya Bandung, dan mereka yang tergolong fakir. Golongan fakir yang dimaksud adalah orang yang miskin sekali dan paling miskin bila diukur dengan “Ekuivalen Nilai Tukar Beras”.
Peran Ilmu Pengetahuan Teknologi Menumbuhkan Kesadaran Mengentaskan Kemiskinan
            Telah dijelaskan diatas tentang Ilmu Pengetahuan Teknologi, Kesadaran, dan juga Kemiskinan. Berarti kita telah paham masing – masing pengertiannya dan maksudnya. Langkah selanjutnya adalah membahas tentang penyelesaiannya.
            Nyaris hampir setiap hari orang menggunakan manfaat Teknologi, ini bisa dijadikan sumber pendapatan negara. Misalnya saja, setiap barang yang masuk ke wilayah indonesia (Teknologi) dikenai pajak. Karena sudah tentu teknologi tersebut dibandrol dengan harga yang tinggi, khususnya bagi masyarakat kurang mampu. Pajak tersebut juga akan tersalurkan untuk masyarakat miskin dalam membantu pemenuhan hidupnya. Pemerintah tentunya mempunyai data kemiskinan bagi masyarakat miskin, dengan itu upaya pemerintah melaksanakan kesejahteraan seluruh rakyat dapat terealisasikan. Pemerintah bisa membangun sekolah gratis dari pendapatan pajak tersebut. Dengan itu masyarakat miskin pun bisa menikmati teknologi terbaru di sekolah gratis yang dibangun pemerintah.
            Selain itu pemerintah juga mengupayakan menumbuhkan kesadaran masyarakat miskin dengan upaya pendekatan, agar masyarakat miskin mau mengikuti program pemerintah mengentaskan kemiskinan. Dengan begitu usaha pemerintah membangun sekolah gratis yang di dalamnya terdapat Ilmu Pengetahuan Teknologi tidak menghasilkan kekecewaan.
            Dalam kehidupan perekonomian negara Indonesia tidak terlepas dari peran usahawan. Tentu saja mereka menggunakan teknologi dalam pekerjaanya. Dari sini kita bisa menggerakkan kesadaran mereka untuk berbagi bersama dengan masyarakat miskin. Kesadaran merekalah yang nantinya mengubah pandangan masyarakat miskin bahwa mereka juga diperhatikan. Misalnya, lewat berita bisnis kita selipkan artikel tentang berita masyarakat miskin, bisa juga bebagi sedikit upah kerja untuk disumbangkan ke masyarakat miskin melalui bank yang dikelola pemerintah, selain itu bisa diselipkan seminar tentang masyarakat miskin yang mana menjadikan keakraban semakin terjalin antara masyarakat miskin dengan mereka yang hidup berkecukupan.
            Dengan memaparkan pendidikan agama lewat internet (seperti ceramah di you tube, artikel tentang kesadaran terhadap sesama) maka setiap pasang mata yang melihat akan menyadari dan mengubah jalan hidupnya sesuai tuntunan agama tentang kepedulian terhadap sesama.
            Teknologi tidak hanya berpengaruh terhadap kehidupan perekonomian, juga terhadap kesehatan. Dari sini masyarakat miskin pun bisa mendapatkan manfaat lewat balai pengobatan yang disediakan pemerintah, khususnya bagi masyarakat tidak mampu, sebagai contoh misalnya saja puskesmas. Dengan begitu masyarakat miskin pun tidak gagap teknologi. Mereka juga bisa menikmati manfaat teknologi seperti masyarakat kelas atas.
            Benar sekali bahwa kehidupan masyarakat miskin sangatlah sulit untuk dipenuhi, namun pemerintah pun tidak memalingkan pandangannya. Melalui internet kita bisa menumbuhkan kesadaran bersama seperti yang saya jelaskan diatas. Dari hasil tersebut sepenuhnya untuk masyarakat miskin, dengan begitu beban masyarakat miskin pun sedikit berkurang. Lewat pendekatan dengan masyarakat miskin yang mengupayakan untuk kesadaran tentang masa depan yang lebih baik, mereka akan memanfaatkan bantuan dari sesama dan program pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan. Dengan begitu 2 hal ini menunjukkan keadaan yang seimbang. Dimana ada yang memberi dan penerima. Tentu saja hal ini bisa terwujud dengan lancar apabila tiada kendala, namun bila kita mempunyai tujuan baik, semoga Tuhan memberikan hasil yang baik pula. Karena pada dasarnya ini adalah kepentingan bersama.
B. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Masalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap kesadaran kita terhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam kehidupan. Dalam artian bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan pun akan semakin banyak. Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari pemerintah, melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah tugas dan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Ketika terjalin kerja sama yang romantis baik dari pemerintah, nonpemerintah dan semua lini masyarakat. Dengan digalakkannya hal ini, tidak perlu sampai 2030 kemiskinan akan mencapai hasil yang seminimal mungkin.
2. Saran
Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi zaman globalisasi ke depan mau tidak mau dengan meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah standar global.


DAFTAR PUSTAKA
www.pu.go.id/publik/p2kp/des/memahami99.html
www.geocities.com/rainforest/canopy/8087/miskin.html